Assalamu’alaikum…
Salam sobat, hari ini kita mau membahas sesuatu yang
sebenarnya umum dan sering sekali kita temukan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Yap, betul sekali, bahkan bisa jadi kita sendiri mengalaminya.
Mungkin sobat semua pernah mendengar perkataan
seperti ini “itu orang rajin ibadah tetapi tetap miskin ya, tetapi ada yang
justru kurang ibadahnya bahkan lebih banyak maksiatnya, kok hidupnya makmur ya”
Saya yakin sekali, bahwa itu pernah kita temukan, dan
bahkan mungkin itu muncul di keluhan-keluhan kita pada saat kita berdoa kepada
Allah swt.
Ternyata Allah swt Yang Maha Mengetahui jelas sudah
tahu hal tersebut, maka mari kita perhatikan terjemahan QS Al A’raf (7) : 182
berikut ini.
“Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (kearah
kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui”
Ada banyak tafsir mengenai surat ini, tetapi mungkin
penjelasan dari kitab Al Hikam dapat mewakilinya dan saya akan kutifkan secara
lengkap.
Ibnu Atha’illah mengatakan:
“Berhati-hatilah bila kebaikan Allah selalu kau
dapatkan bersamaan dengan maksiat yang terus kau lakukan! Berhati-hatilah! Bisa
jadi, itu adalah awal kehancuranmu yang berangsur-angsur. Allah swt berfirman “Kami
akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (kearah kebinasaan) dengan cara yang
tidak mereka ketahui.” (QS. Al A’raf [7] : 182)
Penjelasan dari perkataan tersebut adalah seperti
yang di jelaskan oleh Syekh Abdullah Asy-Syarqawi Al-Khalwati yang merupakan
Grand Syekh Universitas Al-Azhar Mesir dan Mufti Mazhab Imam Syafi’i. Seperti
inilah penjelasannya.
“kita sering melihat banyak manusia yang tidak
bersyukur atas nikmat Allah, namun nikmat itu tidak hilang dari mereka. Bisa jadi,
hal itu merupakan proses penarikan nikmat yang dilakukan secara
berangsur-angsur oleh Allah swt. Karena prosesnya yang berangsur-angsur
tersebut, merekapun tidak menyadarinya. Namun, berikutnya Allah swt akan
merampas seluruh nikmat itu dari mereka secara tiba-tiba.
Ada juga yang mengatakan, maksud dari ayat itu ialah
Allah swt akan terus memberi mereka nikmat dan membuat mereka lupa bersyukur. Jika
mereka sudah bergelimang kenikmatan dan terhalang dari Pemberi nikmat, seluruh
kenikmatan itu akan direngggut dari mereka secara tiba-tiba.
Ada yang berpendapat bahwa setiap kali mereka membuat
kesalahan baru, maka Allah swt akan menambah nikmat untuk mereka dan membuat
mereka lupa untuk memohon ampunan atas kesalahan itu.”
Sobat dari penjelasan diatas, sangat-sangat jelas
kita harus hati-hati ketika melihat fenomena tersebut, atau bahkan kita
berlindung bahwa itu terjadi kepada kita.
Wallahu’alam. Kebenaran dari Allah saja, kesalahan
dari diri saya sendiri.
Hadim
Wiraswasta
(Properti, Konveksi, Kuliner, Online/Blogger, Rental)